Berita Makassar Hari Ini

Karpet lantai telah menjadi elemen penting dalam desain interior selama ribuan tahun. Sejarahnya bermula pada zaman kuno ketika orang mulai menggunakan karpet sebagai alas tidur atau duduk. Karpet awalnya dibuat dari bahan alami seperti wol, kapas, dan serat tumbuhan seperti sisal dan rami. Pada abad ke-16, seni anyaman karpet mulai berkembang di Eropa, terutama di Inggris dan Prancis. Karpet dengan motif-motif bergaya Baroque dan Rococo menjadi populer di kalangan bangsawan dan keluarga kerajaan. Pada abad ke-19, produksi karpet modern dimulai dengan mesin tenun mekanis yang memungkinkan produksi massal. Karpet sintetis mulai diperkenalkan pada tahun 1930-an, yang memberikan penghematan biaya dan kemudahan perawatan. Pada masa sekarang, karpet lantai tetap menjadi elemen penting dalam desain interior. Karpet yang tersedia saat ini sangat bervariasi, mulai dari karpet dengan motif yang sederhana hingga yang penuh warna dan berbagai bahan seperti wol, nilon, poliester, dan berbagai ser

Karpet adalah salah satu elemen penting dalam dekorasi rumah karena dapat memberikan sentuhan hangat dan estetika yang menyempurnakan tampilan sebuah ruangan. Sejarah karpet dapat ditelusuri hingga zaman kuno, di mana karpet pertama kali dibuat dari bulu binatang yang diikat bersama-sama. Namun, produksi karpet secara massal dimulai pada abad ke-5 di Asia Tengah. Karpet-karpet ini kemudian menyebar ke Eropa selama abad pertengahan melalui perdagangan dan perang salib. Di Eropa, karpet semakin populer sebagai produk kerajinan tangan pada abad ke-16, dan banyak orang kaya membeli karpet impor dari Timur sebagai lambang status sosial. Kemudian pada abad ke-19, teknologi mesin membuat produksi karpet lebih efisien dan terjangkau, sehingga karpet menjadi lebih umum dijumpai di rumah-rumah di seluruh dunia. Beberapa jenis karpet yang biasa digunakan dalam desain interior rumah antara lain: Karpet Berbulu: Karpet berbulu yang lembut dan nyaman biasanya dipilih untuk ruang keluarga atau ruang

Lantai plester adalah sebuah material pengikat untuk membuat lantai yang terbuat dari campuran semen, air, dan bahan tambahan seperti pasir atau kerikil. Proses pembuatannya dilakukan dengan cara menyebar campuran tersebut di atas permukaan lantai dan mengasahnya hingga menjadi datar dan rata. Lantai plester dapat digunakan pada berbagai jenis ruangan, seperti ruang tamu, kamar mandi, atau dapur. Sejarah lantai plester bisa ditemukan sejak zaman dahulu, ketika orang menggunakan material alami seperti tanah dan lumpur untuk membuat lantai. Kemudian, pada zaman Romawi, mereka mulai menggunakan campuran semen dan pasir untuk membuat lantai. Pada abad ke-19, teknologi membuat lantai plester semakin maju dan populer di seluruh dunia, terutama di negara-negara Eropa. Saat ini, lantai plester memiliki banyak variasi warna, tekstur, dan desain yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dan selera masing-masing. Berikut ini adalah daftar alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat lantai plest

Epoxy lantai adalah jenis permukaan lantai yang terbuat dari campuran dua bahan utama, yaitu resin epoxy dan hardener. Campuran ini dicat pada permukaan lantai dan membentuk lapisan yang kuat, tahan air, dan tahan karat. Epoxy lantai memiliki banyak kelebihan, seperti mudah dibersihkan, tahan lama, dan memiliki tampilan yang menarik. Sejarah epoxy lantai dimulai pada tahun 1950-an, ketika resin epoxy pertama kali digunakan sebagai bahan perekat dan pelapis. Sejak saat itu, penggunaan epoxy untuk aplikasi lantai semakin populer dan saat ini banyak digunakan di berbagai industri, seperti industri pengolahan makanan, farmasi, dan pabrik. Epoxy lantai memiliki banyak manfaat dan membantu memperpanjang usia permukaan lantai, meminimalkan masalah lingkungan, dan meningkatkan estetika ruang. Berikut adalah beberapa jenis lantai epoxy yang biasa digunakan: Lantai Epoxy 3D: memiliki efek tiga dimensi dengan beragam warna dan desain. Lantai Epoxy Polos: memberikan tampilan yang mulus dan berwar